Suarastra.com – Kepala Dinas Pangan, Ketahanan Pangan, dan Hortikultura Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim), Siti Farisyah Yana, menyampaikan bahwa 70 persen tenaga kerja di sektor pertanian di Kaltim adalah perempuan, dengan kontribusi hingga 80 persen dalam produksi makanan pokok.
Dalam momentum peringatan Hari Ibu, Yana menyoroti peran penting perempuan sebagai tulang punggung ketahanan pangan di Kaltim.
“Perempuan di Kaltim tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga menjadi petani yang produktif,” ujarnya dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Mercure Samarinda, Senin (23/12/24).
Yana menambahkan, peran strategis perempuan dalam ketahanan pangan sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menargetkan swasembada pangan dalam lima tahun mendatang.
“Swasembada pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan kewajiban bersama, termasuk para petani perempuan,” tegasnya.
Namun, Yana mengakui bahwa produksi pangan di Kaltim saat ini masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Salah satu kendala utama adalah kegagalan panen yang kerap terjadi akibat cuaca ekstrem.
“Saat ini, kita masih bergantung pada pasokan beras dari daerah lain, seperti Jawa dan Sulawesi,” ungkapnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Yana menekankan perlunya dukungan pemerintah, inovasi dalam teknologi pertanian, serta peningkatan kapasitas petani perempuan.
“Dengan pemberdayaan yang tepat, perempuan petani dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kaltim,” jelasnya.
Selain itu, Yana juga menyoroti peran perempuan dalam menjaga kualitas gizi keluarga. Menurutnya, kesalahan dalam pengolahan makanan dapat mengurangi nilai gizi dan berpotensi memengaruhi kesehatan keluarga.
“Oleh karena itu, perempuan juga memiliki peran krusial dalam memastikan kesehatan keluarga melalui pengelolaan pangan yang baik,” tandasnya.
(Caa)