Suarastra.com – Malam puncak Lanjong Art Festival (LAF) 2025, Rabu (27/8/2025), meninggalkan kesan mendalam bagi ratusan penonton di Ladang Budaya (Ladaya), Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dari deretan penampilan seniman lintas negara, salah satu yang paling menyita perhatian datang dari musisi Panji Sakti.
Terlihat pada malam itu, Panji tampil dengan pesona khasnya, mengenakan busana bernuansa nusantara. Setiap bait lagu ia bawakan dengan syahdu, mengalun lembut di atas panggung terbuka yang diselimuti tata cahaya temaram. Sorotan lampu yang redup berpadu dengan kepulan asap tipis, menjelma menjadi atmosfer magis yang seolah membawa penonton ke dalam ruang imajiner.
Keesokan harinya, saat ditemui awak media, Panji membagikan kesannya terkait pengalaman pertama tampil di LAF 2025.
“Ya, happy. Senang sekali karena ini pertama kali saya ke sini. Sebelumnya saya pernah ke Tarakan, Kaltara, lalu Banjarbaru dan Banjarmasin. Tapi ke Kukar baru kali pertama, jadi excited dan bersyukur,” ujar Panji saat masih berada di Ladaya, pada Kamis (28/8/2025) pagi.
Panji juga menjelaskan, kehadirannya dalam LAF 2025 ini menjadikan hal yang sangat spesial, sebab biasanya ketika diatas panggung dirinya di tonton oleh penonton biasa. Tetapi untuk kali ini, ia mengungkapkan, merasa bangga karena panggungnya kali ini yang menyaksikan oleh para seniman lainnya.
“Biasanya seniman ditonton orang awam, tapi kali ini saya ditonton oleh seniman lain. Itu menyenangkan, karena bisa dikritik sesama seniman,” ucapnya.
Baginya, tampil di LAF bukanlah sekadar kesempatan membawakan karya. Ada pengalaman yang terasa lebih spesial, sebab kali ini ia berada di hadapan para seniman lain, bukan sekadar penonton awam.
“Biasanya seniman ditonton orang awam, tapi kali ini saya ditonton oleh seniman lain. Itu menyenangkan, karena bisa dikritik sesama seniman,” ungkapnya.
Tak hanya itu, sambutan hangat dari penonton menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Panji mengaku terharu ketika karyanya diterima dengan penuh apresiasi, bahkan hingga membuat penonton larut dan ikut bernyanyi.
“Sebagai pelaku seni pertunjukan, ketika kita mempersembahkan karya lalu penonton ikut bernyanyi, bersenandung, bahkan berteriak, itu membuat saya merasa sangat dihargai. Jadi meskipun tidak menampilkan sesuatu yang baru, saya senang sekali karena penonton di sini baik-baik dan ikut menikmati,” tandasnya.
(Oby)

