Suarastra.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) semakin mempertegas komitmennya dalam memperluas akses pendidikan melalui penguatan peran Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
Upaya ini digencarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar sebagai solusi atas kesenjangan pendidikan, khususnya di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau oleh sistem pendidikan formal.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Disdikbud Kukar, Pujianto, menyebut SKB saat ini telah berkembang menjadi tulang punggung pendidikan nonformal di Kukar. Lewat pendekatan yang fleksibel namun terstruktur, SKB hadir menjawab kebutuhan warga yang selama ini belum tersentuh layanan pendidikan layak.
“Masih banyak masyarakat di pelosok Kukar yang tidak punya akses ke sekolah formal. Di sinilah SKB mengambil peran penting untuk menjangkau mereka,” kata Pujianto pada Rabu (21/05/2025).
Ia mengakui bahwa inisiatif berbasis komunitas seperti Satuan Kredit Pendidikan (SKP) turut membantu, namun karena sangat bergantung pada sumber daya lokal, keberlangsungannya seringkali tidak konsisten.
Sebaliknya, SKB mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah, mulai dari anggaran, tenaga pendidik bersertifikasi, hingga kurikulum yang dirancang sesuai kebutuhan peserta.
Program-program seperti Paket A dan B menjadi ujung tombak dalam membantu anak-anak maupun orang dewasa yang putus sekolah agar bisa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah.
“Dengan semua keterbatasan, SKB berhasil mengisi celah yang selama ini luput dari sistem formal,” tambah Pujianto.
Perkembangan positif itu tercermin dari jumlah peserta yang terus meningkat. Dua tahun lalu, peserta aktif SKB hanya berkisar 3.000 orang. Kini, angkanya melonjak menjadi 4.500. Lonjakan ini menjadi bukti bahwa SKB bukan hanya diterima oleh masyarakat, tetapi juga dibutuhkan.
Selain pendidikan akademik, SKB Kukar juga aktif menggandeng Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk menyelenggarakan pelatihan keterampilan vokasional. Mulai dari menjahit, tata boga, hingga keterampilan teknologi informasi, semua dirancang untuk menunjang kemandirian ekonomi peserta.
“Program-program ini sepenuhnya gratis. Ini tak lepas dari kepedulian Bupati Kukar terhadap pemerataan pendidikan dan upaya menekan angka kemiskinan,” tegas Pujianto.
Ia pun optimistis, dengan fasilitas yang terus dibenahi dan semangat belajar masyarakat yang kian tumbuh, SKB akan berkembang lebih dari sekadar tempat menuntut ilmu.
“Kami ingin SKB menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Bukan hanya belajar, tapi menjadi jalan keluar untuk kehidupan yang lebih baik,” tutupnya.
(Adv/Oby)