Suarastra.com – Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk membangun tanggul laut raksasa sepanjang 700 kilometer (km) yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Keputusan tersebut diumumkan oleh Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Sujono Djojohadikusumo.
Tanggul Laut Raksasa untuk Lindungi Sawah
Pembangunan tanggul ini bertujuan melindungi lahan pertanian, khususnya sawah di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, dari ancaman kenaikan permukaan laut. Hashim menekankan bahwa perubahan iklim menjadi penyebab utama fenomena ini, yang juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan nelayan terkait dampak pagar laut terhadap aktivitas mereka.
Sudah Dirancang Sejak 1994
Menurut Hashim, rencana pembangunan tanggul laut raksasa ini sebenarnya sudah mulai dirancang sejak 1994 pada masa pemerintahan Orde Baru. Namun, proyek tersebut belum terealisasi hingga saat ini. Ia memperkirakan proses pembangunannya akan memakan waktu sekitar 10–20 tahun.
Lebih lanjut, Hashim menegaskan bahwa perlindungan terhadap lahan pertanian di Pulau Jawa lebih penting dibandingkan pembangunan food estate di Kalimantan atau Papua. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mendukung proyek ini.
“Tidak pernah terlambat bagi kita untuk bertekad melindungi jutaan hektare lahan sawah yang paling produktif dan subur di pantai utara Pulau Jawa,” ujarnya.
Kajian Giant Sea Wall Jakarta–Cirebon
Selain itu, Presiden Prabowo juga meminta jajarannya untuk mengkaji pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang membentang dari Jakarta hingga Cirebon. Proyek ini direncanakan sebagai bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa rencana tersebut muncul dalam rapat internal yang dipimpin Presiden Prabowo terkait pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) serta penyelesaian PSN 2024–2025.
Tanggul laut Jakarta–Cirebon ini nantinya akan terhubung dengan sistem pengendali banjir dan rob di Tambaklorok, Semarang, yang telah dibangun sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, proyek ini akan menggunakan skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Menurut Airlangga, pembangunan tanggul laut raksasa ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi dan pangan di Indonesia.
(Caa)