Suarastra.com – Dalam upaya meningkatkan pembinaan spiritual bagi warga binaan, Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Samarinda, di bawah Kanwil Ditjenpas Kaltim, menggelar kegiatan pengajian di Masjid At-Tawwabin pada Kamis (23/01/2025). Kegiatan ini bertujuan membantu warga binaan wanita menemukan kedamaian batin sekaligus mendalami nilai-nilai keagamaan.
Acara ini merupakan bagian dari program rutin yang telah berlangsung selama hampir empat tahun sejak pandemi COVID-19 pada 2021. Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas PUPR dan PERA Provinsi Kaltim aktif berkontribusi dalam kegiatan tersebut.
Menurut Plh Ketua DWP Dinas PUPR & PERA, Ny. Deasy Meira Hariadi, program ini meliputi tahsin dua kali seminggu setiap Senin dan Kamis, serta tausiyah bulanan yang digelar pada minggu ketiga setiap bulan.
Pada kesempatan kali ini, Ustazah Hj. Hayati Fashiha Lubis, Lc., M.A., menyampaikan tausiyah bertema fikih, membahas tata cara wudhu, mandi wajib, dan sholat. Warga binaan wanita dengan penuh antusias berkumpul di Masjid At-Tawwabin, menyimak ceramah yang memberikan ketenangan jiwa di tengah rutinitas di balik jeruji besi.
Kegiatan ini didampingi oleh petugas wanita Rutan Samarinda, dr. Rita Rosadi, serta sejumlah pengurus DWP, seperti Ny. Chusnul Khotimah M. Ramdlani, Ny. Yuni Astuti Dadang, dan Ny. Imayati, yang turut membantu membimbing sesi tahsin.
Kepala Rutan Samarinda, Heru Yuswanto, A.Md.IP., S.Sos., M.Si., menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung pembinaan kerohanian ini. Semoga kegiatan ini menjadi titik awal perubahan diri warga binaan menuju kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
Sebagai bentuk penghargaan, Kasubsi Bantuan Hukum dan Penyuluhan (BHP), Elang Suryandaru, S.Tr.Pas, menyerahkan piagam penghargaan kepada DWP Dinas PUPR & PERA atas dedikasi mereka.
“Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut, bahkan meluas ke pembinaan lain, baik dalam soft skill maupun hard skill,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan keimanan warga binaan, tetapi juga menjadi bekal berharga bagi mereka dalam memulai kehidupan baru setelah masa tahanan berakhir.(*)