Suarastra.com – Kantor Urusan Agama (KUA) Tenggarong juga menerapkan “Tepuk Sakinah”, yel-yel yang saat ini viral di media sosial (medsos). Fenomena ini mencuri perhatian setelah sejumlah video kegiatan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) diunggah dan ramai dibagikan warganet.
Tepuk Sakinah merupakan program dari Kementerian Agama (Kemenag) yang dirancang sebagai bentuk edukasi ringan dan menyenangkan bagi calon pengantin. Kepala KUA Tenggarong, Naryanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini sudah lama diterapkan secara nasional di berbagai KUA di Indonesia.
“Secara keseluruhan, Tepuk Sakinah itu sudah dilakukan di seluruh KUA secara massal. Itu bagian dari bimbingan bagi calon pengantin, semacam ice breaking supaya peserta tidak merasa bosan atau jenuh saat mengikuti sesi,” ujar Naryanto diruang kantornya, pada Selasa (7/10/2025).
Menurutnya, viralnya Tepuk Sakinah terjadi setelah sejumlah video diunggah ke media sosial. Padahal, praktiknya sudah cukup lama dijalankan, terutama di wilayah luar Pulau Jawa.
“Baru-baru ini saja ramai diupload ke media. Kalau untuk teman-teman di luar Jawa, kegiatan seperti ini sudah dilakukan sejak lama. Kebetulan kami di Instagram KUA Tenggarong juga baru aktif kembali,” tambahnya.
Lebih dari sekadar hiburan, Tepuk Sakinah memiliki filosofi mendalam yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan rumah tangga. Gerakan dan ucapannya sarat makna yang mengingatkan pasangan tentang komitmen, cinta, dan tanggung jawab dalam pernikahan.
“Berpasangan tiga kali berarti meyakini suami dan istri sebagai pasangan seumur hidup. Janji Kokoh tiga kali bermakna bahwa perkawinan itu perjanjian yang sangat kuat. Saling Cinta, Saling Hormat, Saling Jaga, dan Saling Ridho mengajarkan pasangan untuk saling menghargai dalam setiap aspek kehidupan,” jelasnya.
Selain itu, bagian akhir dari yel-yel “Musyawarah untuk Sakinah” menegaskan pentingnya komunikasi dan penyelesaian masalah bersama dalam rumah tangga.
Program ini mulai digagas oleh Kemenag sejak 2024 sebagai bagian dari upaya menekan angka perceraian. Melalui pendekatan edukatif dan menyenangkan, bimbingan perkawinan diharapkan lebih diminati dan memberikan bekal nyata bagi calon pengantin.
“Tiap bimbingan perkawinan pasti ada, saat awal bimbingan atau saat istirahat (ice breaking) untuk menyemangati agar catin ini semangat,”pungkas Naryanto.
(Oby)

