Suarastra.com – Budidaya madu kelulut di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menunjukkan geliat positif. Kegiatan ini kini menjadi salah satu sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat desa.
Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, menyebut para peternak lebah di wilayahnya mampu memproduksi antara 200 hingga 250 botol madu setiap bulan. Produksi ini dinilai cukup stabil dan mulai menunjukkan dampak ekonomi bagi warga.
“Alhamdulillah, budidaya madu kelulut ini bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga kami,” ujar Supian, pada Kamis (26/6/2025).
Ia menjelaskan, keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi dan dukungan lintas sektor, khususnya peran Dinas Kehutanan (Dishut) Kalimantan Timur yang telah memberikan bantuan teknis serta pembinaan kepada peternak lebah.
Madu kelulut yang dibudidayakan di Teluk Dalam berasal dari spesies lebah tanpa sengat berukuran kecil. Produk ini dikenal memiliki manfaat kesehatan tinggi, di antaranya membantu meredakan peradangan, meningkatkan sistem imun, menurunkan berat badan, hingga mencegah pertumbuhan sel kanker.
Saat ini, pemasaran madu kelulut masih dilakukan secara tradisional melalui outlet-outlet lokal. Namun, Supian menyebut permintaan terus mengalami peningkatan.
“Tren permintaan terus meningkat dari waktu ke waktu, yang menjadi sinyal positif bagi pengembangan usaha ini ke pasar yang lebih luas,” tambahnya.
Agar mampu bersaing di tingkat regional hingga nasional, Supian menekankan pentingnya dukungan pemerintah maupun sektor swasta dalam hal pengemasan dan branding produk.
“Madu kelulut Teluk Dalam tidak hanya menawarkan manfaat kesehatan, tapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi desa kami,” tutupnya.
(ADV/Mii)