Suarastra.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat pondasi pendidikan dasar melalui peningkatan sarana dan prasarana (sarpras) untuk sekolah dasar (SD). Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) di sektor pendidikan.
Kepala Seksi Pengembangan Sarpras, Bidang SD Disdikbud Kukar, Al Adawiyah, menyebut bahwa ketersediaan ruang kelas yang layak masih menjadi tantangan utama di sejumlah sekolah.
“Masih banyak SD yang kondisinya belum ideal. Bahkan, ada sekolah yang terpaksa menerapkan sistem belajar dua shift pagi dan siang karena jumlah ruang kelas tidak mencukupi,” ungkap Al Adawiyah, yang akrab disapa Wiwik, pada Jumat (23/05/2025).
Menjawab persoalan ini, pada tahun 2025 Disdikbud Kukar melanjutkan program pembangunan dan rehabilitasi sarpras pendidikan dasar yang menyasar seluruh kecamatan di Kukar, mencakup 20 wilayah administratif. Fokus utama diberikan pada sekolah-sekolah dengan usia bangunan tua dan lonjakan jumlah murid tiap tahun.
Selain membangun ruang kelas baru, pemerintah daerah juga memprioritaskan pengadaan perangkat pendukung, termasuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sebagai bagian dari upaya digitalisasi pendidikan dasar.
Wiwik menjelaskan bahwa program pengadaan Chromebook untuk siswa kelas 4 hingga 6 SD telah berjalan secara bertahap sejak 2020 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), dan kini dilanjutkan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kukar.
“Chromebook sangat membantu pelaksanaan asesmen digital. Hampir seluruh kebutuhan perangkat ini sudah kami penuhi. Ini merupakan bagian dari adaptasi pendidikan terhadap era digital,” katanya.
Untuk menunjang pemanfaatan perangkat tersebut, Pemkab Kukar juga menggandeng Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) guna memperluas akses internet ke sekolah-sekolah. Namun, daerah terpencil seperti Kecamatan Tabang masih menghadapi tantangan konektivitas yang belum sepenuhnya teratasi.
Meski transformasi digital menjadi salah satu agenda utama, Wiwik menekankan bahwa pemenuhan sarpras dasar, terutama ruang belajar, tetap menjadi prioritas mutlak.
“Digitalisasi itu penting, tapi tidak boleh mengesampingkan kebutuhan pokok sekolah. Kami pastikan pembangunan ruang kelas tetap jadi fokus utama, agar proses belajar mengajar berjalan nyaman dan layak,” tutupnya.
Dengan pendekatan bertahap dan berkelanjutan, Pemkab Kukar berharap seluruh SD di wilayahnya bisa mencapai standar pelayanan yang ideal, baik dari sisi fisik maupun sistem pembelajaran berbasis teknologi.
(Adv/Oby)