Suarastra.com – Pembangunan sekolah percontohan bertaraf internasional di Kota Samarinda, yang berlokasi di kawasan SMPN 16 Jalan Jakarta, Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, hampir memasuki tahap akhir.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menyampaikan bahwa proyek ini dirancang sebagai model pendidikan unggulan yang komprehensif, khususnya di wilayah yang dikenal sebagai Kota Tepian.
Sekolah tersebut berdiri di atas lahan seluas dua hektare dan mencakup jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Selain itu, fasilitas pendukung seperti ruang terbuka hijau, kantin, masjid, dan area drop-off siswa turut melengkapi sarana yang ada.
“Kami berharap setiap kecamatan di Samarinda memiliki sekolah seperti ini. Namun, kami memulainya dari Loa Bakung terlebih dahulu. Sekolah ini akan didukung oleh tenaga pengajar bilingual dan berfokus pada penguatan nilai-nilai keagamaan, akhlak, serta karakter siswa,” ujar Asli.
Ia juga menjelaskan bahwa selain fasilitas yang lengkap, rencana pembelajaran bilingual dan penerapan pendidikan karakter diharapkan dapat menjawab tantangan globalisasi. Untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran, perhatian khusus akan diberikan pada kualitas tenaga pendidik.
“Tenaga pendidik yang akan bertugas di sekolah ini akan direkrut melalui proses seleksi ketat dengan kriteria yang dirumuskan oleh tim khusus,” jelasnya.
Tim perekrut ini akan terdiri dari pakar dan akademisi di Kalimantan Timur, yang bertugas menyusun indikator penilaian calon guru. Para guru diwajibkan memiliki kemampuan teknologi informasi (IT), berbahasa Inggris dengan baik, berintegritas tinggi, dan berperilaku baik.
“Semua guru memiliki kesempatan yang sama. Tidak menutup kemungkinan guru honorer lebih unggul daripada guru PNS atau PPPK. Jika dia kompeten, tentu dapat mengajar di sini,” tambahnya.
Saat ini, pembangunan fisik sekolah tersebut hampir mencapai 100 persen. Namun, fasilitas tambahan, seperti pagar dan perlengkapan pendukung lainnya, baru akan diselesaikan pada 2025.
“Target kami, sekolah ini sudah dapat digunakan pada Juli 2025. Mulai Januari hingga Februari, pembangunan lansekap dan fasilitas tambahan akan dilanjutkan,” ungkap Asli.
Meskipun proyek ini menjadi prioritas, Asli menyadari adanya potensi ketimpangan dalam penerapan. Namun, ia menilai langkah ini sebagai upaya bertahap untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Samarinda.
Sebagai langkah antisipasi, Disdikbud Samarinda juga tengah membangun SMPN 50 di kawasan yang sama dengan fasilitas serupa, yang nantinya akan menjadi sekolah unggulan kedua. Asli berharap model pendidikan seperti ini dapat diperluas ke wilayah lain, seperti Palaran, untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Kota Samarinda.
“Kalau kita hanya fokus pada isu ketimpangan, kita tidak akan bisa membangun sekolah berkualitas tinggi. Setidaknya, setiap kecamatan harus memiliki satu sekolah unggulan seperti ini,” pungkasnya.
(Caa)