Paragraf yang tersisa :
Dan kini, meski usianya menua bersama waktu, Lamin Sakaq Lotoq tetap bernapas dalam diam ..
Menjadi ruang yang menampung kenangan dan peristiwa, tempat di mana tangis bayi dan nyanyian sepuh tua tak pernah berhenti bersahut, tempat sumpah janji perkawinan dan derap kaki penari pernah membekas di lantai kayu yang hangat oleh sejarah ini..
Ia berdiri tidak semata karena kayu dan paku, melainkan karena cinta yang diwariskan dari generasi ke generasi, cinta yang selalu menjahit masa ke masa, dalam kisah yang terus bertumbuh dari akar kearifan..
Lamin ini bukan sekadar peninggalan, ia adalah pusaka nyata yang menolak untuk dilupakan bagi oarang-orang yang mengetahui keberadaannya..
Meski kian lapuk, mereka enggan meninggalkan rumah tempat mereka bernaung dan berlindung dari terik panas dan dinginnya hujan.
(Caa)