Suarastra.com – Suasana malam yang tenang di Desa Susuk Tengah, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), mendadak berubah menjadi kepanikan setelah banjir kiriman melanda wilayah tersebut, pada Senin (07/07/2025) malam.
Banjir yang terjadi disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi dan diduga diperparah oleh kiriman air dari area perusahaan sawit di sekitar wilayah desa. Akibatnya, empat Rukun Tetangga (RT) yakni RT 1, 2, 3, dan 4 terendam banjir.
Salah satu warga RT 1, Anri Yawansyah (26), mengungkapkan bahwa air mulai naik sejak pukul 21.00 WITA dan terus meningkat hingga merendam halaman rumah.
“Sejak pukul sembilan malam air itu sudah naik dan merendam halaman rumah hingga ketinggian kurang lebih 80 sentimeter,” ujarnya.
Anri juga menyebut bahwa banjir ini merupakan kejadian kedua di tahun 2025.
“Di bulan Juli ini saja sudah dua kali desa kami terendam banjir. Yang pertama akibat curah hujan tinggi di desa, yang kedua ini banjir kiriman dari perusahaan sawit dan air sungai yang pasang,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Desa Susuk Tengah, Iswanur, mengatakan bahwa banjir merupakan peristiwa yang cukup lazim terjadi di desa tersebut, meski dengan intensitas yang berbeda-beda.
“Banjir di desa kami biasa terjadi setiap dua sampai tiga tahun sekali. Debit airnya tergantung curah hujan dan pasang surut air laut,” terangnya.
Ia menambahkan, sejak 2019 belum terjadi banjir besar yang merendam hingga ke dalam rumah warga.
“Alhamdulillah, sampai tahun ini belum ada banjir yang menenggelamkan rumah, hanya merendam halaman saja,” sambungnya.
Meski begitu, dampak dari banjir kali ini cukup signifikan. Lebih dari 200 rumah warga terendam, dan aktivitas ekonomi masyarakat pun lumpuh total.
“Ada 4 RT yang terdampak, lebih dari 200 rumah tergenang air. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas perekonomian warga,” tuturnya.
Hingga berita ini diterbitkan, air masih belum sepenuhnya surut dan warga berharap adanya perhatian serta penanganan lebih lanjut dari pihak terkait.
(*\Oby)