Suarastra.com – Setelah delapan tahun vakum, Komunitas Lanjong akhirnya kembali menghadirkan perayaan seni melalui Festival Art Lanjong 2025 yang mengusung tema “Habis Barat Terbitlah Timur”. Festival ini akan berlangsung pada 22 hingga 28 Agustus 2025 di Ladang Budaya (Ladaya) Tenggarong.
Festival kali ini tidak hanya menampilkan pertunjukan, tetapi juga merangkul banyak dimensi seni. Program yang disiapkan mencakup kompetisi teater nasional, workshop, sarasehan, karya kolaborasi, hingga eksibisi seniman dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Jepang, Spanyol, dan Brasil.
Direktur Lanjong, Kosis Ahoren, menegaskan bahwa festival ini ingin memberi ruang refleksi sekaligus memperkenalkan ragam kesenian kontemporer kepada masyarakat Tenggarong.
“Sebagai upaya kami ingin memperkenalkan kesenian-kesenian kontemporer yang mungkin kurang populer di masyarakat Tenggarong. Walaupun belum terlalu populer, kami akan tetap mengupayakan,” ujar Kosis saat jumpa pers di Cafe Kong Djie, pada Selasa (19/8/2025).
Menurut Kosis, fokus utama festival diarahkan pada seni teater, hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan identitas Lanjong.
“Kami menyadari bahwa sebaiknya fokus ke teater. Sehingga, ketika orang melihat Lanjong, mereka langsung teringat teater. Itulah branding yang sedang kami bangun. Kenapa teater? Karena teater bisa masuk ke berbagai bentuk kesenian,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Lanjong Art Festival, Mimi Nuryanti, menambahkan bahwa salah satu hal yang menarik dari festival ini adalah kompetisi teater se-Indonesia yang terbuka bagi seluruh kelompok. Dari proses kurasi, terpilih 11 kelompok teater dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi.
“Dari hasil kerja kurator, terpilih 11 kelompok teater dari berbagai wilayah Indonesia. Saya kira ini sudah menjadi cara kerja bagaimana Lanjong Festival berusaha membangun ekosistem, dengan menghadirkan distribusi yang luas,” terangnya.
Selain kompetisi, festival juga menghadirkan workshop untuk mempertemukan generasi muda dengan para empu teater. Momentum ini diharapkan menjadi ruang transfer pengetahuan lintas generasi.
“Jadi, ini bukan soal popularitas. Kita mencoba melampaui itu, menjadikan festival sebagai ruang distribusi pengetahuan,” tambah Mimi.
Dengan tema “Habis Barat Terbitlah Timur”, Lanjong ingin memicu stimulus bagi seniman maupun penonton. Festival ini diharapkan memberi pengalaman berbeda, tidak hanya bagi pencinta teater, tetapi juga seni tari, musik, hingga sastra.
“Harapan kami teman-teman bisa datang langsung ke Ladaya pada 22-27 Agustus. Karena pertunjukan ini harus disaksikan secara langsung,” pungkasnya.
(Oby)