Suarastra.com – Samarinda Seberang menjadi saksi peristiwa bersejarah ketika Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan Gedung Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV, Jumat (30/5/2025). Gedung yang berdiri megah di Jl. H.A.M. Rifaddin nomor 69 ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol hadirnya rumah baru bagi upaya pelestarian, pengembangan, dan pemajuan budaya di Bumi Kalimantan Timur.
Menteri Fadli Zon Serukan Akselerasi Budaya dari Tapak Warisan hingga Ekspresi Kontemporer
“Alhamdulillah, hari ini kita bisa hadir di tempat ini untuk melakukan peresmian terhadap gedung BPK XIV yang telah selesai direnovasi, dibangun pada 2024 lalu,” ujar Fadli dalam sambutan pembukanya.
Gedung ini, menurut Fadli, bukan hanya tempat penyimpanan artefak atau dokumentasi budaya semata. Lebih dari itu, ia diharapkan menjadi ruang hidup bagi berbagai bentuk ekspresi budaya, dari yang berakar pada tradisi hingga yang berani menembus batas-batas kekinian.
Dari Jejak Purba Menuju Panggung Masa Kini
Di hadapan peserta Dialog Budaya yang turut digelar dalam agenda ini, Fadli menyampaikan urgensi menjaga warisan leluhur sekaligus membukanya pada tafsir-tafsir baru yang segar dan relevan. Kalimantan Timur, katanya, memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, baik dari segi temuan arkeologis maupun warisan kerajaan yang menyimpan nilai sejarah tinggi.
“Termasuk temuan-temuan lukisan maupun jejak purba yang ada di Kaltim ini, juga peninggalan kerajaan tertua Kutai Mulawarman dan Kutai Kartanegara,” ungkapnya.
Namun warisan tersebut, lanjutnya, tidak akan berarti jika hanya disimpan. Ia harus ditafsirkan ulang, didialogkan dengan zaman, dan diterjemahkan ke dalam berbagai bentuk baru tarian, lukisan, film dokumenter, hingga festival budaya kontemporer.
“Saya mengharapkan lebih banyak festival kebudayaan, terutama budaya kontemporer. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan merespon dalam bentuk dan ekspresi baru di dalamnya,” tutur Fadli.

Gedung yang Tidak Hanya Berteduh, Tapi Bertumbuh
Menteri Fadli juga menyoroti pentingnya literasi dan edukasi budaya sebagai fondasi utama dalam pemajuan kebudayaan. Ia berharap gedung BPK Wilayah XIV menjadi pusat pembelajaran terbuka bagi masyarakat, utamanya generasi muda.
“Secara sepintas saya lihat adalah pemanfaatan dari literasinya yang bisa kita tingkatkan. Literasi dan edukasi atas kebudayaan di Kalimantan Timur menjadi sangat penting,” katanya.
Gedung ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dirancang untuk mendukung kerja-kerja pelestarian dan pemajuan budaya secara komprehensif dari ruang pamer, ruang diskusi, hingga studio yang dapat dimanfaatkan untuk produksi konten kebudayaan berbasis digital.
“Terdapat beberapa fasilitas di dalamnya yang bisa dimanfaatkan dalam memajukan objek kebudayaan yang berada di wilayah Kalimantan Timur,” jelasnya.
Akselerasi Budaya dari Pinggir Sungai Mahakam
Kehadiran BPK Wilayah XIV, yang berlokasi tidak jauh dari tepian Sungai Mahakam, menurut Fadli merupakan momentum penting untuk mempercepat akselerasi budaya di Kalimantan Timur. Ia berharap gedung ini menjadi simpul strategis yang mempertemukan pelestarian dan inovasi dalam satu napas.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran gedung BPK ke-14 ini, bisa ikut mempercepat dalam mengakselerasi kemajuan kebudayaan di Kalimantan Timur,” pungkasnya.
Peresmian ini sekaligus menandai komitmen pemerintah dalam mendekatkan pusat kebudayaan ke daerah, serta membangun ekosistem budaya yang hidup, terbuka, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dari tapak-tapak purba hingga layar-layar digital, Kalimantan Timur diundang untuk terus merangkai identitasnya dengan cara yang merdeka, kreatif, dan penuh penghormatan.
(Mii)

