Suarastra.com – Suara lantang orasi mahasiswa memecah udara siang di halaman Kantor Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Kamis (14/08/2025). Ratusan mahasiswa Universitas Kutai Kartanegara (UNIKARTA) berdiri berjejer di bawah terik matahari, memegang spanduk bertuliskan “Pendidikan Kukar di Anak Tirikan”. Mereka menuntut satu hal tentang kejelasan atas dugaan pemotongan Beasiswa Kukar Idaman 2025.
Di antara kerumunan, terlihat wajah-wajah tegang. Sebagian mahasiswa mengaku hanya menerima sebagian dari nominal beasiswa yang dijanjikan, penurunannya pun cukup besar dan datang tanpa pemberitahuan resmi. Kekecewaan bercampur amarah membuat suasana aksi memanas.
Sekitar pukul 11.30 WITA, situasi sempat memuncak ketika mahasiswa berhadapan dengan aparat Satpol PP. Suara teriakan makin keras, barisan aparat makin rapat. Namun, ketegangan tak berlangsung lama. Para mahasiswa kembali mengatur barisan, melanjutkan orasi, menunggu jawaban yang mereka cari.
Tak lama kemudian, Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin keluar menemui massa. Kehadirannya sontak menjadi pusat perhatian. Ia berdiri di hadapan mahasiswa, mikrofon di tangan, mencoba meredakan suasana.
“Alhamdulillah, kami menyambut baik dukungan dari semua pihak, baik dari saya pribadi, teman-teman, maupun mahasiswa. Ini menambah semangat kita semua untuk terus berbenah,” ucapnya membuka pernyataan.
Ia menjelaskan, tahun ini jumlah pendaftar beasiswa melonjak tajam hingga lebih dari 9.000 orang, dengan penerima sekitar 4.500 mahasiswa terbanyak sepanjang sejarah program. Anggaran yang disiapkan di APBD murni, sekitar Rp8 miliar, ternyata jauh dari cukup. Kekurangannya mencapai Rp12,5 miliar.
“Tadi malam kami sudah berdiskusi dengan Pak Bupati dan OPD terkait. Insya Allah, kekurangan ini akan dibayarkan pada SK Perubahan nanti melalui SK Bupati, sehingga sisa dana sekitar Rp12,5 miliar dapat dibayarkan pada tahap kedua,” tegasnya di hadapan massa.
Ia memaparkan, tahap pertama pencairan diberikan Rp1,6 juta per mahasiswa, sedangkan sisanya Rp3,4 juta akan dicairkan setelah perubahan anggaran disahkan. Nilai total bantuan, tegas Rendi, tetap sama seperti tahun lalu untuk semua jenjang, mulai dari SMA hingga S3, termasuk beasiswa tematik.
“Perbedaan hanya pada metode pembayaran dua tahap karena anggaran murni tidak mencukupi. Kami pastikan semua hak penerima akan tuntas dibayar,” pungkasnya.
(Oby)