Suarastra.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan terus berupaya keras merevolusi sistem angkutan kota (angkot) agar tetap relevan dan mampu bersaing di tengah dominasi taksi online yang kian populer.
Salah satu langkah strategis yang dirancang adalah transformasi angkot menjadi layanan berbasis online. Namun, perubahan ini masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya kesiapan pengemudi dan keterbatasan sumber daya manusia yang mendukung inovasi tersebut.
Kepala Dishub Balikpapan, Adwar Skenda Putra, mengungkapkan bahwa saat ini angkot berada di posisi yang kurang menguntungkan.
“Persaingan dengan taksi online, yang menawarkan tarif lebih murah dan kenyamanan lebih, membuat angkot semakin tertinggal. Untuk tetap eksis, angkot harus segera beradaptasi dengan teknologi transportasi modern,” ujarnya, Selasa (17/12/2024).
Dishub telah menyiapkan berbagai fasilitas dan regulasi untuk mendukung transformasi ini. Namun, banyak pengemudi yang masih enggan mematuhi aturan baru. Selain itu, usia kendaraan dan pengemudi yang sudah tidak muda menjadi tantangan tambahan.
“Dulu, angkot dikenal sebagai moda transportasi yang tertib dan andal. Tetapi seiring waktu, banyak angkot yang kini tidak terawat dan bahkan sering melanggar aturan,” jelasnya.
Salah satu terobosan yang sedang diupayakan adalah pengenalan sistem konsorsium angkot. Dalam sistem ini, para pengemudi angkot diharapkan bergabung membentuk badan hukum yang lebih terstruktur, serupa dengan model perusahaan transportasi online. Namun, kebiasaan pengemudi yang lebih nyaman beroperasi secara individual menghambat implementasinya.
“Jika para sopir tidak bergabung dalam konsorsium, dikhawatirkan perusahaan besar akan mengambil alih pengelolaan angkot di Balikpapan. Kami ingin para pelaku bisnis lokal tetap berperan aktif dalam pengelolaan ini,” tambah Adwar.
Meski jalan yang ditempuh penuh tantangan, Dishub Balikpapan tetap berkomitmen melanjutkan pembaruan demi menjadikan angkot pilihan transportasi yang lebih efisien dan modern.
“Transformasi ini bukan sekadar untuk mempertahankan angkot, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transportasi yang sesuai dengan zaman,” tutupnya.
(Caa)