Suarastra.com – Presiden Prabowo Subianto mengklaim bahwa program makan bergizi gratis (MBG) untuk ibu hamil yang digagas pemerintah Indonesia mungkin merupakan satu-satunya program sejenis di dunia saat ini.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Rabu (23/4/2025), sebagai tanggapan atas kritik sejumlah pakar terhadap program tersebut.
“Para pakar itu tidak belajar, tidak membaca. Program MBG dimulai dari ibu hamil, mungkin satu-satunya negara di dunia yang melakukannya. Di mana ada program untuk ibu hamil, tiap hari makanannya diantar ke rumah? Coba tunjukkan ada negara mana yang seperti itu sekarang,” ucap Prabowo.
Ia menambahkan bahwa Indonesia bahkan telah menerima surat permohonan dari negara lain yang ingin mempelajari implementasi program MBG. Namun, hingga kini, Prabowo mengaku belum menerima kunjungan resmi karena program tersebut belum genap berjalan selama satu tahun.
“Saya sudah terima surat dari pemimpin negara lain. Mereka ingin belajar tentang program makan bergizi ini. Saya bilang, kita belum selesai. Akhir tahun baru rampung semuanya,” tuturnya.
Presiden juga menekankan bahwa program ini telah dimulai dengan menyasar ibu hamil, di mana makanan dikirim langsung ke rumah mereka. Ia menegaskan bahwa seluruh potensi dalam negeri dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan program.
“Kita manfaatkan semua potensi yang ada di Indonesia. Ibu hamil makanannya diantar ke rumah. Ada pendamping, ada petugas dari keluarga berencana di tiap desa yang mengantar. Kita bangun dapur-dapur MBG. Pesantren dan sekolah juga ikut serta. Kecuali yang sudah mapan dan tidak ingin ikut, ya tidak masalah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menyebut bahwa program ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi di desa. Ia mengklaim, peredaran uang di desa meningkat signifikan akibat program MBG.
“Dulu dana desa hanya Rp 1 miliar per tahun, sekarang bisa Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar per tahun. Bahkan ada yang mencapai Rp 7 miliar atau Rp 8 miliar. Bayangkan, dari Rp 1 miliar naik ke Rp 6 miliar, atau minimal ke Rp 5 miliar. Itu kenaikan sebesar 500 persen hanya dalam satu tahun,” pungkasnya.
(Caa)