Suarastra.com – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Mulawarman meneguhkan komitmennya untuk membangun budaya pelayanan publik yang unggul dan berkarakter. Melalui kegiatan Sosialisasi Nilai dan Budaya Pelayanan Unggul bertema “Melayani dengan Hati, Membangun dengan Nilai, Demi FISIP Unmul yang Unggul, Humanis, dan Berdaya”, jajaran tenaga kependidikan diajak memperbarui semangat pengabdian, integritas, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Kegiatan yang digelar di Ruang Serbaguna Lantai 2 FISIP Unmul pada Jumat (24/10/2025) itu dihadiri seluruh tenaga kependidikan (tendik) dan dibuka langsung oleh Dekan FISIP Unmul, Dr. Finnah Fourqoniah, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya menjaga semangat pelayanan di tengah dinamika dan keterbatasan yang dihadapi lembaga pendidikan.
“Setelah melalui proses panjang, akhirnya bapak-ibu bisa sampai di titik ini. Banyak di antara kita yang sudah belasan tahun mengabdi di FISIP, dan kini sebagian besar telah diterima sebagai P3K. Itu adalah hasil perjuangan panjang yang patut disyukuri,” ujar Finnah.
Ia tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi fakultas dalam mempertahankan kesejahteraan pegawai di tengah keterbatasan anggaran. Namun, ia menegaskan bahwa pihak fakultas berkomitmen menjaga kesejahteraan tenaga kependidikan agar tetap dapat bekerja dengan semangat.
“Anggaran kami sempat turun dari Rp10 miliar menjadi hanya beberapa miliar. Tapi kami tetap berjuang agar bapak-ibu menerima hak gaji, tunjangan, dan kesejahteraan secara layak. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk terus upgrade diri dan menghadirkan pelayanan terbaik,” tegasnya.
Sesi materi menghadirkan Ketua DPD Ikatan Penata Personalia Indonesia (IPPRISIA) Kalimantan Timur, Marliana Wahyuningrum, yang juga tenaga pendidik FISIP Unmul sejak 1999. Ia menegaskan bahwa pelayanan bukan sekadar urusan administratif, tetapi wujud nyata dari empati dan ketulusan hati.
“Siapa yang melayani di kampus kita? Dosen? Tendik? Mahasiswa? Jawabannya: semua. Melayani tidak harus menjadi besar, tapi perlu dilakukan dengan hati yang besar,” ungkap Marliana.
Ia menambahkan, pelayanan unggul lahir dari nilai-nilai integritas, empati, komunikasi positif, ketepatan, dan kepedulian terhadap sesama.
“Pelayanan yang baik bukan hanya tentang apa yang kita sampaikan, tapi bagaimana kita membuat orang lain merasa. Dari hati yang tulus lahir budaya kerja yang berkelas,” tambahnya.
Kegiatan ini tidak berhenti pada sesi materi. Peserta diajak mengikuti refleksi dan role play interaktif yang menumbuhkan kesadaran akan pentingnya melayani dengan empati dan kolaborasi. Antusiasme peserta menggambarkan semangat baru dalam membangun budaya kerja yang saling menghargai dan mendukung.
Bagi FISIP Unmul, kegiatan tersebut menjadi langkah konkret memperkuat budaya organisasi berbasis nilai dan kemanusiaan. Pelayanan terbaik diyakini lahir bukan dari sistem yang sempurna, tetapi dari hati yang tulus untuk menjadikan kampus sebagai ruang yang humanis, bermartabat, dan berdaya bagi semua.
(*/Mii)

