Di masa lalu, orang tua sering melarang anak-anak untuk menunjuk pelangi dengan jari telunjuk. Konon katanya, siapa pun yang berani nunjuk pelangi akan terkena sial, jari tangannya bisa sakit, bernanah, atau bahkan harus digigit sendiri agar sembuh.
Pelangi dianggap sebagai jembatan para makhluk halus, tempat sakral yang tak boleh sembarangan disentuh walau hanya dengan isyarat. Nenek-nenek di kampung suka berkata sambil menegur,
“Jangan tunjuk pelangi, nanti harus gigit jarimu sendiri!”
Larangan ini bukan semata takhayul, tapi cara halus orang tua menanamkan rasa hormat pada alam dan misterinya. Pelangi, dengan keindahan dan warnanya yang memukau, bukan sekadar pemandangan, melainkan pertanda dari langit yang patut dihormati, bukan dimainkan.
Mungkin kanak-kanak masa kini, sudah sangat jarang mendengarnya, namun bagi yang pernah mendengarnya akan menjadi pengingat masa duluu ..
#Avisapranatungga