Suarastra.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, meresmikan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Selasa (13/5/2025). Kunjungan tersebut menjadi yang pertama kalinya dilakukan Arifah ke Kutai Timur sejak dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Menteri PPPA.
Dalam kunjungannya yang berlangsung di Ruang Meranti, Kantor Bupati Kutai Timur, Menteri Arifah memaparkan tiga program prioritas Kementerian PPPA. Salah satu program unggulan tersebut adalah pengembangan RBI berbasis desa ramah perempuan dan anak.
“Sebetulnya, program desa atau kelurahan ramah anak dan perempuan sudah dimulai sejak menteri sebelumnya, dan saat ini jumlahnya telah mencapai lebih dari 4.000. Program ini kami lanjutkan dengan nama baru, yaitu Ruang Bersama Indonesia,” ujar Arifah.
Ia menjelaskan, kehadiran RBI dilatarbelakangi oleh sebuah kasus kekerasan seksual terhadap kakak beradik di salah satu kabupaten. Peristiwa tersebut terjadi beberapa tahun silam dan hingga kini belum mendapatkan keadilan. Saat mengunjungi daerah tersebut, Arifah sempat bertemu dengan terduga pelaku, yang ternyata masih berusia 14 tahun.
“Pelaku mengaku belajar soal hubungan suami-istri dari ponsel, saat sedang berada di teras rumah bersama delapan temannya. Wajahnya pun tak menunjukkan rasa bersalah,” katanya.
Arifah menambahkan, meski kasus tersebut sempat viral secara nasional, masyarakat setempat tampak enggan membicarakannya.
“Artinya, masyarakat di sana seperti pura-pura tidak tahu. Padahal, kasus ini sudah dua tahun belum tuntas,” ungkapnya.
Selain itu, Menteri PPPA juga mengungkapkan hasil survei yang dilakukan di Semarang selama sepuluh hari, dengan total responden mencapai 24.000 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa 80 persen anak lebih memilih bercerita kepada temannya ketimbang kepada orang tua saat menghadapi masalah.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, konsep RBI dikembangkan dengan pendekatan permainan berbasis kearifan lokal. Setiap daerah, kata Arifah, akan memiliki ragam permainan yang berbeda, yang bertujuan untuk membangun karakter anak Indonesia sekaligus mengurangi kebiasaan malas bergerak.
“Permainan tradisional itu biasanya melibatkan minimal dua hingga sepuluh orang. Dari sana anak-anak bisa belajar bersabar, bergiliran, menghargai, sportif, dan tanpa sadar mengamalkan nilai-nilai Pancasila,” jelasnya.
Arifah berharap RBI dapat menjadi ruang kolaboratif dalam pengasuhan anak yang menumbuhkan semangat kebersamaan dan saling menghargai di tingkat desa.
Sejak pertama kali diluncurkan pada Desember 2024, Kementerian PPPA telah meresmikan enam RBI di Kalimantan Selatan, Jambi, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten.
“Alhamdulillah, kini bertambah satu lagi di Kabupaten Kutai Timur,” ucapnya.
Arifah juga menambahkan dua program prioritas lainnya yang tengah dijalankan, yakni layanan call center Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA), serta pengembangan satu data yang komprehensif mengenai perempuan dan anak.
(Caa)