Suarastra.com – Pecah ! Ribuan hingga ratusan masyarakat memadati areal sekitar Stadion Rondong Demang, Minggu (21/9/2025), untuk menyaksikan drama kolosal yang disuguhkan Terminal Olah Seni (TOS) pada pembukaan Festival Adat Erau 2025. Pertunjukan spektakuler ini menjadi magnet utama perayaan budaya terbesar di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Tahun ini, TOS tampil sangat memukau dengan drama kolosal bertema “Semangat Juang Sultan Aji Muhammad Idris” yang mengisahkan perjuangan Sultan Aji Muhammad Idris, pahlawan nasional sekaligus Sultan Kutai ke-14. Kisah ini menyoroti semangatnya dalam menjaga nama baik Ibu Pertiwi dan marwah Tanah Kutai ketika melawan penjajahan.
Keunikan TOS selalu dinantikan. Tahun kemarin mereka mengejutkan penonton dengan penampilan menggotong kapal, sedangkan kali ini seekor burung butih raksasa yang diterbangkan melalui drone mencuri perhatian. Burung merpati pun melayang indah, menambah kemegahan malam pembukaan.

Saat dikonfirmasi sesuai acara, Ketua Yayasan TOS, Deprianur, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran pertunjukan yang berhasil memukau penonton. Ia menekankan bahwa inovasi musik dengan sentuhan khas Kutai tetap menjadi bagian penting dalam garapan tahun ini meski banyak eksperimen baru yang dihadirkan.
“Alhamdulillah, tahun lalu kami bisa menampilkan kapal. Tahun ini kami kembali berhasil membuat penonton terkesima, salah satunya melalui karya lagu-lagu yang disajikan,” ujar pria yang biasa disapa Depri.
Depri juga mengungkapkan, meskipun jumlah penari berkurang dari 800 orang pada tahun sebelumnya menjadi 400 orang pada 2025, hal tersebut bukan sebuah tantangan.
Lanjutnya, namun yang menjadi tantangan yang sebenarnya ialah, proses persiapan yang singkat menjadi tantangan tersendiri untuk mempersiapkan pertunjukan drama kolosal pada hari ini.
“Kami hanya memiliki 28 hari latihan sebelum gladi, sehingga seleksi peserta dilakukan sangat ketat. Anak-anak yang terlibat adalah putra-putri terbaik Tanah Kutai,” jelas Deprianur.
“Semua penari tampil penuh di lapangan, dan Alhamdulillah meski latihannya sulit, pertunjukan hari ini berjalan sangat baik,” tambahnya.
Lebih jauh, ia juga optimistis, bahwa ke-depannya ketika dipercayakan lagi TOS menyiapkan konsep yang jauh lebih megah, bahkan berpotensi menyaingi skala perhelatan internasional seperti SEA Games.
Terakhir, Depri bilang, komitmen TOS untuk terus mengangkat seni Kutai ke tingkat yang lebih tinggi.
“Dua tahun terakhir, Terminal Olah Seni terus bereksperimen dengan gaya dan cara baru. Tahun ini kami menargetkan kesenian Kutai naik kelas, dan hari ini terbukti kesenian Kutai benar-benar naik kelas,” pungkasnya.
Dari Pertunjukan drama kolosal yang dipertunjukkan dengan tema “Semangat Juang Sultan Aji Muhammad Idris” ini, menjadi pengingat kita bahwa warisan perjuangan tetap relevan bagi generasi muda Tanah Kutai.
(Oby)

