Suarastra.com – Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rendi Solihin terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong 17 program strategis “Kukar Idaman Terbaik” salah satunya ialah program stimulus Komunitas Kreatif. Terbukti, bentuk nyata dukungan tersebut terlihat dalam pertemuan dengan Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kukar di Pendopo Odah Etam, Senin (13/10/2025) kemarin.
Pertemuan itu dihadiri sejumlah perwakilan TBM, di antaranya dari Rumah Literasi Kreatif (Rulika) Kecamatan Samboja, Taman Baca Sungai Tempurung (TBST) Kecamatan Anggana, serta Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kukar, Rinda Desianti.
Seusai pertemuan tersebut, Plt Diarpus Kukar, Rinda Desianti menjelaskan, diskusi kali ini berfokus pada penguatan taman bacaan yang tersebar di berbagai wilayah Kukar. Menurutnya, seluruh TBM tumbuh atas dasar kepedulian masyarakat terhadap rendahnya minat baca di daerah tersebut.
“Semua TBM ini lahir dari inisiatif masyarakat yang peduli terhadap literasi. Indeks literasi kita masih tergolong rendah, jadi peran TBM sangat penting untuk membantu meningkatkannya,” ujar Rinda saat berada di hadapan awak media.
Ia juga menekankan, pentingnya dukungan pemerintah dalam memfasilitasi pertemuan antar pengelola TBM agar bisa saling berbagi pengalaman dan menguatkan jejaring literasi.
“Mereka berharap ada forum atau kegiatan rutin antar TBM. Karena kontribusi taman baca sebenarnya besar sekali, dan semangat mereka sudah mengarah ke inklusi sosial, hingga bagaimana masyarakat ikut terlibat aktif,” tambahnya.
Selain sebagai pusat literasi, TBM di Kukar juga telah menjadi wadah pemberdayaan masyarakat. Banyak pelaku UMKM dan penggiat budaya yang awalnya tumbuh dari aktivitas di taman baca.
“Bukan hanya soal membaca buku, tapi TBM juga membuka ruang kreatif bagi masyarakat. Ada yang mulai usaha, ada juga yang menyalurkan bakat seni dari kegiatan di TBM,” tutur Rinda.
Diarpus Kukar, lanjutnya, akan terus memberikan dukungan melalui pelatihan dan bimbingan teknis bagi para pengelola perpustakaan. Namun, bantuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dan permohonan dari pengelola.
“Mengelola perpustakaan itu tidak sederhana. Ada aspek manajemen informasi yang harus dikuasai, apalagi sekarang sudah masuk era digital. Ke depan, perpustakaan digital menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari,” jelasnya.
Rinda juga menyoroti tantangan perubahan kebiasaan membaca masyarakat di era digital.
“Sekarang orang lebih suka membaca pesan di WhatsApp atau unggahan di media sosial, padahal membaca buku atau e-book jauh lebih membuka wawasan,” ungkapnya.
Terakhir, dia berharap, melalui sinergi antara pemerintah dan TBM ini, budaya literasi di Kukar bisa terus tumbuh, sehingga masyarakat tidak hanya cerdas membaca tetapi juga mampu berdaya dan berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.
(ADV/Oby/Mii)

