Suarastra.com – Semangat kepedulian sosial dan inklusivitas digaungkan para mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda melalui penyelenggaraan Seminar Disabilitas yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Islam (HMPS BKI) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD).
Kegiatan yang berlangsung di Aula Perpustakaan Kota Samarinda, pada Kamis (26/06/2025) itu bertemakan “Mengurai Simpul Patologi Sosial dan Menciptakan Ruang Inklusif Bagi Disabilitas”. Dan, menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten.
Diantaranya ialah, Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan, Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur (Kaltim), Rina Zainun dan Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (DPC PPDI) Samarinda, Rica Rahim.
Kegiatan itu pula, menghadirkan diskusi bermakna seputar isu disabilitas serta pentingnya mewujudkan lingkungan yang inklusif, khususnya di lingkup pendidikan dan sosial.
Melihat acara ini sukses, Ketua HMPS BKI FUAD UINSI Samarinda, Putri Esra Maharani menyampaikan, rasa terima kasihnya terhadap para narasumber yang telah memberikan materi yang bermanfaat bagi mahasiswa terkait lingkungan inklusif
“Kami harapkan kegiatan ini nanti dapat bertindak lanjut, dan tentunya dari kami, tidak mau kegiatan ini berhenti sampai disini saja,” ucap Putri kepada awak media, selepas mengisi kegiatan di seminar disabilitas.
Sementara itu, salah satu narasumber yang hadir, Ketua TRC PPA Kaltim, Rina Zainun juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan yang diinisiasi mahasiswa ini.
“Saya sangat bersyukur diundang ke acara luar biasa ini. Masih sangat jarang mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap isu disabilitas. Ini langkah awal yang patut diapresiasi,” ujarnya.
Tak hanya itu, Dia juga menyinggung, bahwa saat ini ruang untuk anak-anak disabilitas terus didorong oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Dengan cara, mengakomodasi kebutuhan pendidikan inklusi dengan menetapkan sekolah-sekolah di setiap kecamatan, dari jenjang TK hingga SMA atau SMK.
“Pemkot Samarinda sangat terbuka terhadap fasilitas inklusi. Ini menjadi sinyal positif untuk gerakan seperti yang dilakukan UINSI hari ini,” imbuhnya.
Disisi lain, dukungan juga datang dari Ketua DPC PPDI Samarinda, Rica Rahim. Menurutnya, kegiatan ini menjadi terobosan penting yang harus dicontoh oleh institusi lain.
“Kebanyakan kampus hanya fokus pada isu akademik. Ini bisa jadi pilot project untuk fakultas lain maupun instansi pemerintah dalam mengangkat isu disabilitas secara serius,” jelas Rica.
Dirinya berharap, kegiatan semacam ini menjadi gerakan berkelanjutan, mengingat inklusi sosial merupakan bagian penting dari pembangunan bangsa.
“Harapan kedepan ini terus berlanjut tidak hanya sampai saat ini saja, dan perguruan tinggi yang lain dapat melakukan kegiatan yang sama seperti ini, karena sebuah pembangunan itu diawali oleh generasi mudanya,” tutupnya.
(Oby)