Suarastra.com – Banjir yang melanda Kota Samarinda selama empat hari terakhir berdampak pada ribuan rumah dan puluhan ribu warga. Namun, di balik bencana ini, pemandangan unik terlihat di beberapa titik genangan air, di mana sejumlah warga justru memanfaatkan situasi dengan memancing.
Rudy, salah seorang warga di kawasan Jalan Belatuk, tampak santai melemparkan kailnya ke aliran Sungai Karang Mumus, tepat di dekat jembatan penghubung Universitas Mulawarman, Jumat (31/1/2021). Ia mengaku memancing di tengah banjir merupakan aktivitas spontan yang muncul karena rasa iseng.
“Tadi saya lewat, lihat ada yang mancing dan dapat ikan. Nah, saya pulang dulu, lalu kembali ke sini buat coba peruntungan,” ujar Rudy.
Tidak seperti pemancing lain yang menggunakan umpan, Rudy menerapkan teknik “sisit.” Ia memasang benang pancing dengan 10 mata kail, yang sebelumnya telah disemprot dengan pakan ikan sebelum dilempar ke air. Teknik ini mengandalkan ikan yang muncul ke permukaan sebelum akhirnya diserok menggunakan kail. Meski demikian, hingga sore itu, Rudy belum mendapatkan hasil. Ia memperkirakan ikan baru akan bermunculan keesokan harinya ketika arus air mulai lebih stabil.
“Mungkin ini masih awal, jadi belum banyak ikan yang lewat. Arusnya juga masih deras,” katanya.
Sementara itu, Irwan, pemancing lain yang mencoba peruntungannya di drainase kampus Universitas Mulawarman, justru pulang dengan senyum puas. Dalam waktu empat jam, ia berhasil menangkap empat ikan gurame.
“Umpannya tergantung kondisi air. Karena air di sini cenderung diam, saya pakai dua jenis umpan: cacing dan usus ayam. Bau dari umpan itu bisa menarik perhatian ikan,” jelasnya.
Dari empat ikan yang berhasil ia tangkap, tiga di antaranya terpancing dengan umpan usus ayam, sementara satu ekor lainnya tergoda oleh umpan cacing.
“Jadi ikan bisa memilih, mau cacing atau usus ayam. Tapi kebanyakan tadi lebih suka usus ayam,” tambahnya.
Di tengah situasi sulit akibat banjir, aktivitas memancing ini menjadi hiburan tersendiri bagi sebagian warga. Bagi mereka, ini bukan sekadar upaya menangkap ikan, tetapi juga cara melepas kejenuhan di tengah bencana.
(Caa)