Suarastra.com – Upaya memperkuat ketahanan ekonomi pesisir kembali digencarkan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kutai Kartanegara (Kukar). Melalui Program “Kukar Idaman Terbaik”, pemerintah daerah memperluas dukungan bagi nelayan dan pembudidaya ikan dengan memperbanyak bantuan usaha, meningkatkan sarana pendukung, serta membangun rantai hilirisasi yang lebih kokoh agar harga tetap stabil dan produksi bernilai tambah.
Kepala DKP Kukar, Muslik, mengatakan bahwa langkah ini merupakan kelanjutan dari program pemberdayaan yang telah menyasar 25 ribu nelayan hingga 2024. Fase berikutnya, menurutnya, tidak hanya menambah jumlah sasaran tetapi juga memperluas cakupan hingga seluruh pelaku usaha perikanan dari hulu sampai hilir.
“Targetnya kita bisa memfasilitasi kurang lebih 10 ribu pelaku usaha per tahun, kira-kira 50 persennya dari sektor perikanan,” ujar Muslik, pada Sabtu (29/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa bantuan DKP mencakup perahu, mesin tangkap, keramba, benih, hingga pakan. Seluruhnya disiapkan agar pelaku usaha dapat meningkatkan produksi tanpa harus terbentur persoalan modal awal yang kerap menjadi hambatan utama.
“Bantuan pemberdayaan yang kita berikan selama ini bersifat langsung dan menyentuh kebutuhan dasar pelaku usaha,” tambahnya.
Untuk memperkuat sektor dari hulu hingga hilir, DKP kini mengembangkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), meningkatkan kapasitas Unit Pembenihan Rakyat (UPR), serta mendorong tumbuhnya usaha rumahan pengolahan ikan.
Dengan skema ini, nelayan maupun pembudidaya tidak hanya mengandalkan penjualan ikan segar, tetapi juga dapat memproduksi olahan yang bernilai jual lebih tinggi.
Berdasarkan Data SIGA.KUKAR DKP Kukar menunjukkan terdapat 1.181 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang tersebar dari wilayah pesisir hingga hulu. Tahun 2025, DKP menargetkan penyediaan 378 juta benih dan satu juta kilogram pakan untuk mendukung peningkatan produksi.
Namun sektor budidaya sempat mengalami tekanan akibat turunnya harga ikan nila dan mas hingga sekitar Rp25.000 per kilogram. Kondisi ini membuat banyak pelaku kecil dan menengah menghadapi penurunan pendapatan yang cukup signifikan.
Untuk meredam dampak tersebut, DKP mulai menjalankan strategi hilirisasi melalui diversifikasi produk olahan dan pembangunan fasilitas cold storage. Fasilitas ini berfungsi menjaga kualitas hasil panen sekaligus menahan gejolak harga di tingkat pasar.
“Ke depan penerima harus memiliki kartu keanggotaan dan direkomendasikan desa. Ini supaya lebih tertib dan tepat sasaran,” tegas Muslik.
Melalui sistem bantuan yang lebih terstruktur dan dukungan infrastruktur yang semakin lengkap, Muslik berharap sektor perikanan Kukar bergerak menuju kemandirian dan daya saing yang lebih kuat.
“Harapan kami pembudidaya tidak hanya menjual ikan segar, tapi juga bisa mengolah hasil panen agar nilai jualnya meningkat,” tutupnya.
(ADV/Oby/Mii)

